Kontroversi

Leave a Comment
January 9 at 3:05pm · 

Terlalu primitif jika orang tua menganggap "Anak itu investasi". Berarti kalian melahirkan, membesarkan, menyekolahkan anak, untuk kemudian setelah dia dewasa itulah 'tanggal jatuh tempo' kalian meraup hasilnya? Come on, jangan membuat saya menjadi skeptis dan berpikiran kalau jaman sekarang "kasih sayang itu berbayar". Pak, Bu, anak Anda itu titipan Tuhan, kalaupun di hari tua kalian akan diurus oleh anak-anak, bukan karena anak Anda sadar bahwa apa yang selama ini Anda keluarkan untuk menghidupinya harus dibalas agar tak jadi durhaka, tapi karena ikatan batin dan rasa sayangnya.

2 shares



Jarang-jarang update status Facebook, sekalinya menulis status berisi pemikiran yang muncul dari pekerjaan di Komisi Nasional Perlindungan Anak, langsung diserbu. Sesekali kuresponi dengan gurauan. Dejavu semasa kuliah dahulu. Ohya, sengaja saya menjabarkan komentar-komentar ini demi keberagaman sudut pandang meskipun pada akhirnya kebanyakan setuju dengan apa yang saya utarakan di atas. Selamat mengerutkan kening! :)


ini pasti pemikiran orang tua yg anaknya uda pada merit dan mereka tdk mature enough menerima kenyataan bahwa anaknya sudah berumah tangga hhehehhe... #cmiiw

Honestly, bukan sih kak. Ini kaitannya dengan pekerjaanku di Komnas Anak, sering ketemu ortu yang berpendapat gini. Sedari anaknya kecil sampe ada yang sudah kerja terus pas ga bisa kasih uang bulanan sesuai yang diminta malah dikira ga tau balas budi. Makanya aku geram aja dan langsung nyamber kalau ada ortu berpendapat spt ini.

hehe.. Soalnya mertuaku begitu hahhaa tp dulu sebelum mature, tambah lg karna suamiku anak pertama, yg pertama merit dlm keluarga. Tp skrg sudah lumayan mature dan menerima keadaan hhahaa semangat ya bekerja!

Mungkin karena kalimat "banyak anak banyak rejeki" disalahartikan kak

ihhhhhhhhhhh.....setuju banget diriku dengan status dirimu ini dek.....SETUJU BANGET!!!! seandainya dirimu ini motivator terkenal udak tak copas jadiin PP biar banyak yang liat.....
Sekali lagi setuju banget....sumpah setuju sekali aku

iya, padahal bukan jamannya lagi ya. Doakan aja ya kak, siapa tau bisa jadi praktisi bidang kesejahteraan anak muda, hahaha 

itu banyak loh dek kejadian zaman sekarang yang model gitu... orang tua yang setiap bulan mewajibkan anaknya untuk memberikan sedikit penghasilan perbulannya untuk dikasihkan sama orang tuanya...bahkan mereka berdahli mau meminjam uang untuk alasan kebutuhan primer dengan level mendesak misalkan bayar listrik akan tetapi untuk biaya skunder bahkan tersier misalkan arisan mereka mampu...lucupan pengaturan keuangannya?
Kadang kita sebagai anak dilema juga kalo mau kasih perbulan "stor istilah kasarnya" telat langsung di tanya? mana uanga buat kami...plus kadang kita gak mau pinjamin saat mereka meminjam entar di bilang durhaka....
Padahal kalo orang tua meminjam gak mungkin kita anak akan menagihnya kepada orang tua..kurang pantas rasanya....tinggal mereka aja sadar gak sadarnya kita sebagai anak gaka mungkin akan menagih...
karna mereka judulnya meminjam maka nominalnya lumayan...tidak kita pinjamin marah mereka salah kitanya....

Kadang kita berfikir kita cari kerja atas usaha, keringat dan link kita sendiri bukan link orang tua dan usaha orang tua bahkan duit orang tua...tapi kok kita kayak diwajibkan memberi setiap bulan kepada mereka...
Kalo kejadiannya kita bisa mendapatkan seragam dan bekerja karna link dan uang mereka...wajar mereka satu point timbal balik.... kalo tidak? bagaimana itu ibu komnasham

Panjang juga ya kak. Pertama, aku bukan kerja di Komnas HAM tapi Komnas Anak. Kedua, aku mencoba untuk objektif, memang kita kerja pakai otak, keringat, dan link sendiri. Tapi kita bisa sebesar ini, punya kecerdasan dan akhlak yang baik juga kan berkat orang tua. Jadi tak ada salahnya untuk berbagi rezeki dengan ortu kita. Namun, kalau ini menjadi sebuah tuntutan apalagi dipatok dengan nominal dan selalu dicecar jika terlambat sedikit, baru salah. Toh seorang anak memberikan uang bukan karena embel-embel "ganti rugi" tapi ya karena sayang. Nah jangan sampailah ada orang tua yang mematok harga kasih sayang itu, mis.dikasih cuma sedikit tapi ngomel bilang anaknya tidak peduli sama orang tua. Ketiga, kita sebagai calon orang tua, mulai harus memahami hal ini. Supaya memberikan segala sesuatu sifatnya ikhlas. Setuju?

investasi tp bukan untuk diraup keuntungan secara finansial di masa datang,, investasi kebahagian mungkin, kalau melihat anak sukses setelah kita besarkan dan didik dari kecil itu kebahagiaan tak terkira menurutku,, karena salah satu tolak ukur keberhasilan menurut aku adalah bisa mendidik dan membesarkan keluarga dengan baik dan harmonis..


Nah, lihat! Bahkan ada yang berlanjut ke diskusi dadakan.

dek apa kewajiban orang tua itu?

memberikan kehidupan yang layak bagi anak mulai dari keseharian, pendidikan, karakter, dan juga lingkungan tumbuh kembang yang sehat.

kalo membesarkan, menyekolahkan bahkan menikahkan "untuk yang terakhir menurut ajaran agamaku ya..." adalah hal wajib.... itu benar....
Tapi itupan dilakukan oleh seluruh orang tua didunia ini.... ya karna itu kewajiban....

sama halnya menyekolahkan anak itu kewajiban orang tua.... tapi kalo menyekolahkan anak sambil memberikan dia fasilitasa mobil itu bukan kewajiaban orang tua itu cuman tambahan dari kemampuan ekonomi dan mungkin ego orang tua tersebut.... kira2 analoginya seperti itu....

Apakah kewajiban yang dilakukan semaua orang tua di dunia ini....kewajiban model itu yang harus dibayarkan dengan pelayanan uang, hasrat kehidupan dan blablabla kepada mereka pada saat kita sudah bisa mandiri, mapan dan sejahterah?

Yang jelas kalo saya jadi orang tua saya nanti saya tidak akan melakukan itu kepada buah hati saya....

Tapi intinya apapun pemikiran kita sekarang udah banyak banget orang tua dengan paradigma model itu...
dasarnya merteka itu hitung2an yang gak tepat objeknya....kenapa mereka begitu karena mereka kuarang paus ats pencapaian hidupnya dan tidak menyadari bahwa masa mereka itu sudah habis.... dan keinginan itu harus disesuaikan dengan zaman...

oke terima ksaih ya dek....

SEKIAN.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar